Tak ada relativitas dalam kamus muslim paranoid, yang ada hanya pihak yang benar atau pihak yang kafir. Kebenaran itu mutlak, tidak bisa tercampur dengan kekafiran, bahkan untuk hal paling sepele pun, seperti mengucapkan selamat hari raya agama lain. Diluar mereka, halal darahnya tumpah. pasti, tidak ada alibi untuk itu.
Tapi ada satu masalah, betapapun baik moralnya, bagaimanapun solehnya, setiap orang muslim paranoid pasti tertangkap basah bekolaborasi menolong perusahaan kafir. pasti, tidak ada alibi untuk itu.
Mereka mengumandangkan azan dengan loudspeaker kafir, membaca al qur'an yang dicetak diatas kertas dari pabrik kafir, membayar sedekah dengan mata uang cetakan pemerintah kafir, naik haji dengan pesawat made in kafir, masih sangat banyak lagi. Apa sebabnya? karena kafir punya otak dan akalnya berfungsi.
Bukan mendramatisir, tapi saya mencurigai motif psikologis orang seperti ini, secara historis berasal dari silsilah kaum yang pernah terlibat dalam aksi pertumpahan darah, kebencian dan dendam kesumat, melebihi apa yang dilakukan para diktator ataupun perusahaan kapitalis itu.
2 komentar:
Kebetulan saya ikut tender pesawat haji. Tidak semua pesawat haji menggunakan Garuda Indonesia. Tapi di cat ulang selama disewa oleh Garuda.
Pemenang tender dari tahun ke tahun itu-itu saja: Boeing. Maskapainya Kanada, Amerika dan negara-negara Eropa. Karena tendernya fair, jadi pesawat2 lokal tidak bisa bersaing, lalu ribut2 protes di DPR minta jatah. Tetap nggak bisa.
Kebetulan juga, representative lokal yang ikut tender, kafir semua. Lengkaplah orang-orang kafir ini mengambil keuntungan dari umat Islam.
Loudspeaker terbanyak populasinya di masjid Indonesia, merek yg kita kenal. Pemiliknya kafir juga.
itulah mbak, ini bukan masalah konsisten dengan prinsip atau keyakinan, tetapi penyakit psikologis, kebencian dan dendam, makasih sudah sharing disini
Posting Komentar